Profil Desa Mudal

Ketahui informasi secara rinci Desa Mudal mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.

Desa Mudal

Tentang Kami

Kelurahan Mudal, Kecamatan Mojotengah, Wonosobo, merupakan wilayah agraris dengan warisan sejarah kepahlawanan lokal yang kuat. Dikenal dengan tradisi Merti Desa dan potensi ekonomi kreatif anyaman bambu, wilayah ini memadukan budaya dan ketahanan ekonomi

  • Warisan Sejarah dan Kepahlawanan

    Identitas Kelurahan Mudal sangat lekat dengan kisah heroik Lurah Sudharto, seorang pemimpin era kolonial yang gugur demi kesejahteraan warganya. Kisah ini menjadi jiwa dari perayaan tradisi tahunan Merti Desa.

  • Pusat Ekonomi Kreatif

    Di luar sektor pertanian, Mudal menjadi salah satu sentra kerajinan anyaman bambu di Wonosobo, yang menjadi pilar penting bagi perekonomian lokal dan menunjukkan adanya diversifikasi mata pencaharian masyarakat.

  • Lokasi Strategis di Dataran Tinggi

    Berada di kawasan sejuk lereng Gunung Sindoro, Mudal memiliki keunggulan agroklimat yang mendukung pertanian sayuran dan berlokasi dekat dengan berbagai destinasi wisata alam utama di Kabupaten Wonosobo.

XM Broker

Terletak di dataran tinggi yang subur di Kecamatan Mojotengah, Kabupaten Wonosobo, Kelurahan Mudal hadir sebagai sebuah wilayah yang tidak hanya hidup dari denyut pertanian, tetapi juga bernapas melalui warisan sejarah dan budaya yang mengakar kuat. Wilayah ini merupakan cerminan komunitas agraris yang tangguh, yang mampu merawat ingatan kolektif tentang kepahlawanan lokal seraya terus menggerakkan roda ekonomi melalui sektor kreatif. Dengan topografi perbukitan yang dihiasi lahan-lahan pertanian produktif, Mudal menjadi representasi dari harmoni antara alam, manusia dan tradisi di tengah hawa sejuk khas pegunungan Wonosobo.Kelurahan Mudal lebih dari sekadar unit administrasi pemerintahan. Ia ialah sebuah entitas sosial-budaya yang menjadikan kisah masa lalunya sebagai fondasi untuk membangun masa depan. Melalui tradisi tahunan yang hidup dan geliat industri kerajinan tangan, masyarakat Mudal menunjukkan karakter yang produktif dan penuh rasa hormat terhadap para pendahulunya. Kelurahan ini menjadi bukti bahwa pembangunan wilayah dapat berjalan selaras dengan pelestarian nilai-nilai luhur yang diwariskan dari generasi ke generasi.

Sejarah Heroik Lurah Sudharto dan Asal-Usul Nama

Nama "Mudal" diyakini berasal dari kata dalam bahasa Jawa yang berarti "muncul" atau "keluar," merujuk pada banyaknya sumber mata air (umbul) yang menjadi sumber kehidupan bagi wilayah di sekitarnya. Keberadaan mata air ini tidak hanya penting untuk irigasi pertanian, tetapi juga menjadi latar dari sebuah peristiwa sejarah yang paling membekas dalam ingatan kolektif masyarakat setempat. Peristiwa tersebut yakni kisah kepahlawanan seorang pemimpin bernama Lurah Sudharto.Pada era kolonial Belanda, Lurah Sudharto dikenal sebagai pemimpin muda yang berani dan berdedikasi tinggi terhadap warganya. Di tengah kesulitan akses air bersih dan irigasi untuk persawahan, beliau berinisiatif untuk membuka saluran air dari salah satu mata air utama. Namun tanpa sepengetahuannya, area di sekitar sumber air tersebut telah dipasangi ranjau oleh tentara Belanda. Saat berusaha membuka gerbang saluran air, ranjau tersebut meledak dan menewaskan Lurah Sudharto.Pengorbanan Lurah Sudharto demi menjamin kesejahteraan warganya dikenang secara mendalam hingga hari ini. Untuk menghormati jasa dan keberaniannya, nama beliau diabadikan menjadi nama jalan utama dan sebuah lapangan serbaguna di pusat kelurahan, yaitu Lapangan Lurah Sudharto. Kisah heroik ini tidak hanya menjadi bagian dari cerita rakyat, tetapi juga menjelma sebagai pilar utama identitas dan kebanggaan komunal warga Mudal, yang dihidupkan kembali setiap tahun melalui perayaan adat yang sakral.

Kondisi Geografis dan Wilayah Administrasi

Kelurahan Mudal secara administratif termasuk dalam wilayah Kecamatan Mojotengah, Kabupaten Wonosobo, Provinsi Jawa Tengah. Letaknya yang berada di kawasan lereng pegunungan menjadikan wilayah ini memiliki topografi yang bervariasi, mulai dari dataran landai hingga perbukitan dengan kemiringan tertentu. Kondisi ini memberikan pemandangan alam yang asri serta udara sejuk dengan suhu rata-rata harian yang nyaman, berkisar antara 18 hingga 26 derajat Celsius.Luas wilayah Kelurahan Mudal tercatat sekitar 3,34 kilometer persegi atau 334 hektare. Wilayah ini dimanfaatkan secara optimal oleh masyarakat untuk berbagai keperluan, dengan dominasi penggunaan lahan untuk sektor pertanian, permukiman, dan fasilitas umum. Berdasarkan data kependudukan beberapa tahun terakhir, jumlah penduduk di Kelurahan Mudal mencapai 4.904 jiwa. Dengan luas wilayah tersebut, maka kepadatan penduduknya berada di angka 1.468 jiwa per kilometer persegi, menunjukkan tingkat kepadatan yang cukup dinamis untuk sebuah kelurahan di luar pusat kota kabupaten.Sebagai sebuah kelurahan, struktur pemerintahannya dipimpin oleh seorang Lurah yang merupakan aparatur sipil negara (ASN). Ini membedakannya dari desa yang dipimpin oleh seorang Kepala Desa yang dipilih langsung oleh warga. Struktur ini memungkinkan koordinasi yang lebih terintegrasi dengan pemerintah kecamatan dan kabupaten dalam hal administrasi dan program pembangunan. Hingga pertengahan tahun 2022, jabatan Lurah Mudal diemban oleh Saliman, yang aktif dalam menggerakkan kembali berbagai program kemasyarakatan pasca-pandemi.

Potensi Ekonomi Berbasis Agraris dan Kreatif

Perekonomian di Kelurahan Mudal ditopang oleh dua sektor utama, yaitu pertanian dan industri kreatif rumahan. Kondisi tanah yang subur dan iklim yang mendukung menjadikan sektor pertanian sebagai mata pencaharian mayoritas penduduk. Para petani di Mudal berfokus pada budidaya tanaman hortikultura bernilai ekonomi tinggi seperti sayur-mayur, termasuk kentang, kubis, wortel, dan daun bawang, yang menjadi komoditas andalan Kabupaten Wonosobo. Hasil panen ini tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan lokal, tetapi juga dipasok ke berbagai pasar regional.Di samping pertanian, Kelurahan Mudal memiliki potensi ekonomi kreatif yang sangat menonjol, yakni kerajinan anyaman bambu. Keterampilan menganyam telah diwariskan secara turun-temurun dan menjadi sumber pendapatan alternatif yang signifikan bagi banyak keluarga. Para perajin bambu di Mudal mampu menghasilkan berbagai macam produk, mulai dari perabotan rumah tangga seperti keranjang, tampah, dan furnitur, hingga barang-barang bernilai seni tinggi yang diminati oleh kolektor dan pasar pariwisata. Keberadaan sentra kerajinan ini menjadikan Mudal sebagai salah satu pilar ekonomi kreatif di Kecamatan Mojotengah, yang terus didorong untuk berkembang melalui berbagai pelatihan dan akses pasar yang lebih luas.Keberadaan UMKM lain seperti produksi makanan olahan ringan dan jasa perdagangan juga turut memberikan warna pada lanskap ekonomi kelurahan. Kedekatan lokasi Mudal dengan jalur wisata utama menuju Dataran Tinggi Dieng memberikan peluang strategis bagi pengembangan usaha di sektor jasa dan kuliner untuk melayani wisatawan yang melintas.

Tradisi Merti Desa: Merawat Ingatan dan Rasa Syukur

Salah satu kekayaan terbesar Kelurahan Mudal ialah tradisi Merti Desa, sebuah upacara adat tahunan yang menjadi puncak ekspresi budaya dan spiritualitas masyarakat. Sempat terhenti selama beberapa tahun, tradisi ini berhasil dihidupkan kembali sebagai wujud komitmen warga untuk melestarikan warisan leluhur. Merti Desa bukan sekadar perayaan, melainkan sebuah ritual kompleks yang sarat makna.Prosesi inti dari Merti Desa yakni haul atau doa bersama untuk mengenang dan menghormati jasa pahlawan lokal, Lurah Sudharto. Rangkaian acara biasanya dimulai dengan prosesi pengambilan air suci dari tujuh mata air yang dianggap keramat di sekitar wilayah tersebut. Air ini kemudian diarak dalam sebuah kirab budaya yang meriah, diikuti oleh seluruh elemen masyarakat dengan mengenakan pakaian adat dan membawa hasil bumi sebagai simbol rasa syukur atas panen yang melimpah.Kirab budaya ini menjadi etalase bagi berbagai kesenian lokal, seperti tarian tradisional Lengger, barisan pemuda pembawa panji-panji, serta replika pusaka dan songsong agung (payung kebesaran) milik kelurahan. Puncak acara Merti Desa biasanya diisi dengan doa bersama, upacara birat sengkolo (tolak bala), dan ditutup dengan acara hiburan rakyat atau pengajian akbar. Tradisi ini memiliki fungsi sosial yang sangat penting, yakni untuk mempererat tali silaturahmi, menumbuhkan rasa kebersamaan, dan menanamkan nilai-nilai sejarah serta kebanggaan lokal kepada generasi muda.

Pembangunan Infrastruktur dan Kehidupan Sosial

Seiring dengan perkembangannya, pembangunan infrastruktur di Kelurahan Mudal terus berjalan untuk menunjang aktivitas ekonomi dan sosial warganya. Akses jalan utama yang menghubungkan Mudal dengan pusat kecamatan dan ibu kota kabupaten sudah dalam kondisi baik dan dapat dilalui oleh berbagai jenis kendaraan, mempermudah distribusi hasil pertanian dan mobilitas penduduk.Fasilitas dasar seperti listrik, akses air bersih dari sumber mata air pegunungan, serta jaringan telekomunikasi telah menjangkau sebagian besar wilayah kelurahan. Di bidang pendidikan, terdapat fasilitas sekolah dari tingkat dasar hingga menengah yang melayani kebutuhan pendidikan anak-anak setempat. Sementara itu, layanan kesehatan didukung oleh keberadaan puskesmas pembantu dan posyandu yang aktif memberikan pelayanan kesehatan dasar bagi ibu dan anak.Kehidupan sosial masyarakat Mudal sangat diwarnai oleh semangat gotong royong dan kebersamaan yang kuat. Hal ini tercermin dalam berbagai kegiatan komunal, mulai dari kerja bakti membersihkan lingkungan hingga partisipasi aktif dalam penyelenggaraan acara adat seperti Merti Desa. Lembaga kemasyarakatan seperti Rukun Tetangga (RT), Rukun Warga (RW), PKK, dan Karang Taruna menjadi motor penggerak dinamika sosial di tingkat akar rumput. Suasana guyub dan rukun inilah yang menjadi modal sosial utama dalam menghadapi berbagai tantangan pembangunan di masa depan.